VS
Nah gw bakal bahas permasalahan yang ada diatas. Yang jadi permasalahan sekarang adalah "mengapa zaman sekarang perlu hp?". Padahal kalau gw perhatikan waktu zaman dahulu kala (ga sampe dahulu banget sih) hp seolah menjadi barang mewah nan mahal yang hanya bisa dipegang mungkin hanya 1% dari seluruh rakyat di Indonesia. Bandingkan pada zaman sekarang bahkan AKI-AKI dan NENEK-NENEK yang sudah bau tanah pun mempunyai hp dan bahkan hpnya pun mengalahkan harga hp gw sendiri. Bayangkan seorang nenek-nenek bisa mengoprasikan BB. Astaga memang globalisasi sudah tidak memandang usia mungkin. Nenek-nenek dengan asiknya BBMan. Entah itu dengan teman sebayanya atau mungkin selingkuhan (LHO?). Alangkah gaulnya nenek itu bahkan gw pun sampai sekarang masih belum mengerti apa itu BBMan (karena gw gapernah punya BB). Mungkin gw bisa dikatakan kalah dengan orang uzur. Bayangkan orang zaman dahulu kalau ingin komunikasi saja harus memakai surat. Telepon saja waktu dulu itu adalah barang mahal nan mewah. Rasanya kalau gw tinggal di zaman dahulu dan melihat adanya telepon pasti yang terlintas dipikiran gw adalah "gimana cara makainya ya?". Oke kalau kita lihat-lihat zaman sekarang memang sudah gila. Bayangkan seorang anak bocah yang masih dibawah lima tahun (baca: BALITA) sudah memegang hp yang canggih yang apabila dibandingkan dengan gw waktu dulu ketika BALITA hanya bisa memegang robot-robotan Kabutaku yang harganya berbanding terbalik terhadap suatu benda lainnya (?).
Gw kadang kagum dengan orang tua gw. Waktu zaman-zamannya mereka SMA, mereka menggunakan surat pos yang hanya bisa diterima 1 hari 1x. Dan mereka dengan hanya surat menyurat seperti itu bisa selalu sabar menanti kabar. Bandingkan zaman sekarang dengan adanya teknologi SMS apapun terasa cepat. Contoh ada sepasang kekasih sedang smsan. Sang cowo tiba-tiba dipanggil ibunya dan disuruh untuk membeli beras ke toko yang agak jauh dari rumah. Otomatis kan harus naik motor dong? zaman sekarang beli beras naek angkot? ga zaman lah yaw hehehe. Dan sang cowo lupa untuk bilang kalau dia ingin pergi beli beras karena saking terburu-burunya dia. Ketika naik motor kan otomatis gabisa megang hp dong karena akan melanggar tata tertib lalu lintas. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk PP adalah 15 menit dan apa yang terjadi setelah sang cowo kembali ke rumah dan mengecek hpnya? terlihat 10 sms dari sang cewe menanyakan dia kemana. Ketika sang cowo membalasnya dan menjelaskan semua perkaranya, sang cewe tetap tidak membalas smsnya. Penasaran dengan keadaan sang cewe, sang cowo menelepon sang cewe dan menanyakan kenapa ga dibales? sang cewe tidak membalas karena kesal tidak dibalas-balas smsnya. Padahal durasi hanya 15 menit berbeda jauh dengan kalau surat menyurat yang bisa mencapai 1 hari 1x balasannya. Dan ujung-ujungnya ketika malamnya suasanya mereka makin runyam dan akhirnya putus. Perkaranya hanya karena beras yang tak berdosa . Ckckck bayangkan, karena noda setitik perkara menjadi besar bak sebuah banjir bandang. Beda kalau mereka hidup di zaman dahulu. Kalaupun tidak terbalas suratnya 1 hari maka bisa lebih bersabar menanti pak pos ^^.
Oke intinya begini nih, kalau menurut penglihatan gw, sebenernya anak zaman sekarang terlalu tergila-gila dengan kecepatan dan teknologi karena itu anak-anak zaman sekarang lebih susah diajak untuk bersabar. Anehnya tidak ada satupun orang yang menyadarinya. Tetapi ada sisi positifnya juga hidup di zaman sekarang karena di zaman sekarang, kita dituntut untuk menjadi seseorang yang tergila-gila akan sebuah barang canggih. Walaupun tidak bisa membeli, minimal bisa mengoprasikannya walaupun harus minjem ke ujung dunia hahaha.
Sekian bahasan gw kali ini. Gw ucapkan
WASALAM